1.
Pengaruh
Islam terhadap Masyarakat di Indonesia
Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia telah membawa perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Perubahan-perubahan itu
antara lain tampak dalam bidang-bidang berikut ini.
a.
Bidang
Politik
Sebelum
Islam masuk Indonesia, sudah berkembang kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha.Kerajaan-kerajaan tersebut kemudian mengalami kemunduran dan
digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan Islam.Pada masa Islam, konsep
kerajaan berubah menjadi kesultanan. Dalam sistem kesultanan nilai- nilai Islam
menjadi dasar dalam pengendalian kekuasaan.
b.
Bidang
Sosial
Pada masa Hindu-Buddha terjadi pembedaan yang tegas antar kelompok
masyarakat, pembedaan ini disebut dengan sistem kasta.Sistem ini membedakan
masyarakat menjadi golongan Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.Setelah Islam
masuk, sistem kasta menjadi pudar karena ajaran Islam tidak menerapkan sistem
kasta.Meskipun demikian, pada masa Islam masih terdapat penggolongan kelompok
masyarakat.Di Jawa misalnya,seorang ulama diberi gelar Kyai, sebuah gelar yang
menunjukkan ketinggian derajat pada struktur sosial di masyarakat.Begitu pula
dengan para penyebar agama Islam yang diberi gelar Sunan, gelar ini menujukkan
status sosial yang tinggi.
c.
Bidang
Agama
Pada masa Islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut
agama Islam. Meskipun demikian, masih terdapat masyarakat yang menganut agama
Hindu, Buddha, atau menganut kepercayaan terhadap roh halus. Hingga saat ini,
sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama Islam.
d.
Bidang
Kebudayaan
Berkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia tidak serta merta menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada. Kebudayaan Islam mengakomodasi kebudayaan yang sudah ada, tentunya dengan modifikasi dan penyesuaian agar tetap sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada. Hasil akulturasi tersebut antara lain sebagai berikut.
1)
Seni
Bangunan
Bentuk bangunan masjid kuno memiliki unsur kemiripan dengan kebudayaan Hindu-Buddha.Kemiripan ini terlihat pada hal-hal berikut.
a)
Atap
Tumpang
Atap tumpang
merupakan atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil, tingkat yang paling
atas berbentuk limas.
Jumlah tumpang itu selalu ganjil,
biasanya 3 sampai 5 tingkat. Atap tumpang serupa dengan arsitektur Hindu. Atap
tumpang sampai saat ini masih banyak kita temukan di Bali. Namanya meru, dan
khusus digunakan sebagai atap bangunan-bangunan suci di dalam pura. Contoh
masjid yang menggunakan atap tumpang adalah Masjid Demak dan Masjid Banten.
b)
Menara
Menara
merupakan bagian bangunan masjid yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan
ketika waktu shalat telah tiba. Pada masjid Kudus bentuk menara mirip sekali
dengan bentuk bangunan Candi Jawa Timur yang telah diubah dan disesuaikan
penggunaannya dan diberi atap tumpang.
c)
Makam
Pembangunan
makam bagi sebagian umat Islam di Indonesia dianggap sebagai bentuk
penghormatan kepada orang yang telah meninggal.
Di Indonesia banyak ditemukan makan yang terletak di bukit atau dataran
tinggi.Misalnya makam Sunan Gunung Jati di gunung Sembung atau kompleks
pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri. Makam-makam yang terletak di
tempat-tempat tinggi atau di atas bukit masih menunjukkan kesinambungan tradisi
yang mengandung unsur kepercayaan kepada roh nenek moyang dan merupakan bentuk
perwujudan pendirian punden berundak megalithik.
2) Seni Ukir
Seni ukir yang
berkembang pada masa Islam merupakan modifikasi dari masa sebelumnya.Dalam
ajaran Islam ada larangan untuk membuat patung atau melukis makhluk hidup
apalagi dalam bentuk manusia. Meskipun demikian, seni ukir terus berkembang
dengan menggunakan ragam hias yang terdiri dari pola-pola daun-daunan,
bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit karang, pemandangan, dan garis-garis geometri.
Ragam hias ini kemudian ditambah dengan ragam hias huruf arab (kaligrafi) yang
kerap kali digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup.
2.
Peninggalan Sejarah Masa Islam di Indonesia
Peninggalan-peninggalan dari masa Islam sebagai berikut.
a. Masjid
Masjid merupakan tempat ibadah orang-orang Islam.
Masjid yang merupakan peninggalan masa Islam di Indonesia contohnya adalah
mesjid Demak, mesjid Ampel.
b. Keraton
Keraton adalah tempat kediaman raja atau istana
raja.Di tempat ini seorang raja mengendalikan pemerintahan kerajaannya. Dengan
demikian, keraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal
raja. Keraton yang termasuk
peninggalan masa Islam antara lain yaitu: Keraton Surakarta, Keraton
Yogyakarta, Keraton Kanoman di Cirebon, dan istana Maimun di Sumatra Utara.
c. Makam
Makam kuno peninggalan masa Islam umumnya terdiri atas
jirat (kijing), nisan, dan cungkup. Jirat adalah bangunan yang terbuat dari
batu atau tembok yang berbentuk persegi panjang.Nisan adalah tonggak pendek
yang terbuat dari batu yang ditanam di atas gundukan tanah sebagai tanda
kuburan. Cungkup adalah bangunan mirip rumah yang berada di atas jirat. Contoh
makam kuno bercorak Islam, yaitu makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, makam
Fatimah binti Maimun di Leran Gresik, makam Sultan Malik al-Saleh di Pasai
Aceh, dan makam sultan-sultan Mataram di Imogiri.
d. Kaligrafi
Kaligrafi
adalah menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik dengan menggunakan
huruf Arab.Dalam dunia Islam, kaligrafi terdiri atas petikan ayat-ayat suci Al
Qur’an.Bentuknya beraneka macam, dari yang sederhana, berbentuk tulisan
mendatar, sampai bentuk yang rumit seperti sebuah lingkaran, segitiga atau
membentuk suatu bangun tertentu seperti masjid. Beraneka ragam hias kaligrafi dapat kita
temukan pada dinding masjid atau batu nisan.
e. Karya sastra
Berdasarkan corak dan isinya karya sastra peninggalan
masa Islam di Indonesia ada beberapa jenis, yaitu: berupa, babad, hikayat,
suluk, dan syair.
1) Babad adalah karya sastra berupa cerita berlatar belakang sejarah. Karya
ini biasanya berupa cerita semata daripada uraian sejarah yang disertai
bukti-bukti dan fakta. Contoh Babad Cirebon, Babad Tanah Jawi, dan Babad
Giyanti.
2) Hikayat adalah karya sastra berupa cerita atau dongeng yang dibuat
sebagai pelipur lara atau pembangkit semangat. Contoh Hikayat Hang Tuah, dan
Hikayat Raja-Raja Pasai.
3) Suluk adalah kitab-kitab yang berisi masalah gaib, ramalan tentang hari
baik atau buruk, dan makna atau simbol tertentu yang dihadapi manusia.
Suluk-suluk tersebut merupakan bagian dari ajaran tasawuf.Suluk merupakan karya
sastra tertua peninggalan kesultanan Islam di Indonesia. Contoh Suluk Wijil,
Suluk Malang Sumirang, dan Suluk Sukarsa.
4) Syair adalah puisi lama yang setiap baitnya terdiri atas empat baris
yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contohnya Syair Perahu dan Syair Si
Burung Pingai karya Hamzah Fansuri.
f. Seni Tari
Salah satu tarian yang merupakan peninggalan dari masa
Islam adalah tari seudati atau tari saman dari Aceh.Tarian ini dilakukan dengan
iringan nyanyian yang sebenarnya adalah selawat atau pujian kepada nabi.
g. Debus
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten.Dalam
kesenian ini, pemain menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan
luka. Kesenian Debus berawal pada abad ke-16 M, pada masa pemerintahan Sultan
Maulana Hasanuddin.Debus pernah digunakan sebagai sarana untuk memompa semangat
juang rakyat Banten melawan Belanda pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa.
h. Sekaten dan Grebeg
Sekaten merupakan upacara peringatan kelahiran Nabi
Muhammad saw. yang diadakan setiap bulan Rabiul Awwal tahun Hijriyah di
Alun-Alun Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dahulu digunakan oleh Sultan
Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat
mengikuti dan memeluk agama Islam.Pada perayaan Sekaten, dua gamelan, yaitu
gamelan Kyai Nagawilaga dan gamelan Kyai Gunturmadu akan dimainkan secara
bersamaan selama 7 (tujuh) hari berturut-turut.
Puncak perayaan Sekaten ditandai dengan Grebeg
Mauludan dengan mengarak sebuah gunungan yang terbuat dari beras ketan,
makanan, buah- buahan dan sayur-sayuran sebagai bentuk ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa.Perayaan Sekaten dan Grebeg masih dilaksanakan
hingga saat ini.
*Rujukan :
Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 7 / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Sumber Pembelajaran dari Internet
Bisa juga membaca materi lengkapnya di Buku Paket Mata Pelajaran IPS klik disini
Setelah membaca materi bisa mengerjakan soal latihan klik disini
0 Comments:
Posting Komentar
Bagikan Komentarmu