ELASTISITAS
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM EKONOMI MIKRO ISLAM
MAKALAH
MATA KULIAH EKONOMI MIKRO ISLAM
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS KELOMPOK
PROGRAM STUDY EKONOMI ISLAM
Disusun oleh kelompok 6 :
1. M.Alimul
Hakim : 13190149
2. Ivo
Chandra : 13190124
3. Jerri
Triansyah : 13190126
4. Jerri
Rangkuti : 13190125
Dosen Pembimbing : Rusydah
Gasim M.H.I
Mata Kuliah :
Ekonomi Mikro Islam
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2014
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Alhamdulillah Kami Panjatkan Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang masih memberikan rahmat, hidayah, dan
nikmat-Nya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM EKONOMI MIKRO ISLAM”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
sebagai tugas kelompok, selain itu juga sebagai pengembangan wawasan ilmu
ekonomi mikro islam, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan
juga orang lain.
Akhirnya kami menyadari bahwa dalam makalah ini pastinya banyak
kesalahan dan kekurangan sehingga saya mengharapkan kritik dan saran dari dosen
pembimbing dan pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih sempurna
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
Palembang,
28 Maret 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Salah
satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi islam adalah
konsep elastisitas. Dengan adanya pemahaman elastisitas, apa yang akan terjadi terhadap
permintaan dan penawaran, jika ada perubahan
harga?
Elastisitas
merupakan ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan
kondisi yang ada.Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan
kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan
penawaran terhadap perubahan harga.
Untuk lebih jelasnya akan kami uraikan rumusan masalah
yang akan kami bahas dalam makalah ini.
1.
Apa pengertian elastisitas permintaan ?
2.
Apa saja jenis-jenis elastisitas
permintaan ?
3.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan ?
4.
Apa pengertian elastisitas penawaraan ?
5.
Apa saja jenis – jenis elastisitas
penawaraan ?
6.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran ?
1.
Memahami pengertian elastisitas permintaan dan
penawaran
2.
Memahami Jenis-jenis elastisitas permintaan dan
penawaran
3.
Memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Elastisitas Permintaan Islam
Elastisitas Permintaan Islam adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk
mengukur derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas barang
yang dibeli oleh masyarakat islam sebagai akibat perubahan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Faktor harga
merupakan variable dependen dari komoditas yang akan menentukan berapa komoditi
yang dibutuhkan oleh konsumen dalam permintaan barang atau jasa. Hubungan
antara kuantitas pembelian optimum suatu produk dengan harga relative dari
barang relative dari suatu barang dapat dirumuskan dengan kurva harga
konsusmsi, bila kurva ini diturunkan maka kita akan dapat merumuskan kurva
permintaan[1].
Kurva permintaan barang halal
Kurva permintaan diturunkan dari
titik persinggungan antara indifference curve dengan budget line. Katakanlah
seorang konsumen memiliki pendaptan I= 1 juta perbulandan memiliki pilihan
konsumsi barang X dan barang Y, yang keduanya barang halal. Misalnya harga
X, Px Rp. 100 ribu dan harga Y, Py Rp. 200 ribu. Titik A, A’, A” menunjukan konsumsi
keseluruhan yang di alokasikan pada barang X dan titik B konsumsi yang di
alokasikan pada barang Y[2].
Adapun menurut analisis kami Elastisitas Permintaan Islam ialah suatu
perubahan pola pembelanjaan/pembelian (konsumsi) masyarakat muslim ketika dalam
suatu pasar terdapat perubahan baik itu harga maupun faktor-faktor
lainnya.
B.
Kurva Permintaan Barang Halal Dalam Pilihan
Halal Dan Haram
Dalam
kurva ini pilihan konsumen antara barang halal dengan barang haram optimal
solution- nya adalah corner solution. Katakana pendapatan seseorang 1 juta
pilihan barangnya X halal dan Y haram barang X harganya 100 ribu dan Y harganya
200 ribu. Sama seperti sebelumnya titik A, A’, A”. menunjukkan konsumsi di
alokasikan pada barang X dan penurunan harga seperti sebelumnya juga terjadi.
Semakin tinggi
harga semakin sedikit jumlah barang yang di minta. Dengan demikian kita
mendapatkan kurva slope negative untuk barang halal dalam pilihan halal X dan
haram Y. perbedaannya terletak pada elastisitas harga[3].
C.
Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan
1.
Permintaan tidak elastis sempurna :
Elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian,
kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa
berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak
berubah.
Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah
(meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas).
2.
Permintaan tidak elastis :
Elastisitas < 1. Presentase perubahan kuantitas permintaan < dari presentase perubahan harga.
Contoh permintaan tidak elastis ini dapat
dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya
naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok.
Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung
tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga
beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan
harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).
3.
Permintaan
uniter elastis :
Elastisitas = 1. Presentase
perubahan kuantitas permintaan = presentase perubahan harga. Contoh produk yang
elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan
ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak
elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki
permintaan uniter elastis.
4.
Permintaan elastis :
Elastisitas > 1. Presentase perubahan kuantitas permintaan >
presentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari
substitusinya.
Misalnya saja pakaian, makanan
ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah
menemukan barang penggantinya.
5.
Permintaan elastis sempurna :
Elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar
sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit
saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk
horizontal.
Contoh produk yang permintaannya
bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi,
yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual
di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda[4].
D.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Elastisitas Permintaan
1.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastis harga permintaan, yaitu :
a.
Tersedia atau tidaknya barang pengganti dipasar
b.
Jumlah pengguna atau tingkat kebutuhan dari barang
tersebut
a.
Jenis barang dan pola preferensi konsumen
b.
Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga
atau priode waktu penggunaan barang tersebut
c.
Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
2.
Elastisitas akan besar apabila :
a.
Terdapat banyak barang subtitusi yang baik
b.
Harga relatif tinggi
c.
Ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang
lain
3.
Elastisitas umumnya akan kecil, apabila :
a.
Benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
b.
Barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak,
dan dengan harga-harga yang rendah
c.
Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang
subtitusi yang baik dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
E.
Pengertian Elastisitas Penawaran Islam
1. Elastisitas Penawaran Islam
Membahas teori penawaran Islam , kita harus
kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak diciptakan
pada saat yang bersamaan. Bumi berevolusi sedemikian rupa sampai suatu saat
segalanya siap untuk manusia, ketika itulah manusia pertama diciptakan dan
diturunkan kemuka bumi.
Dalam
memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia larangan
yang harus dipatuhi adalah: janganlah kamu membuat kerusakan dimuka
bumi. Larangan ini tersebar dibanyak tempat didalam al-qur’an dan
betapa Allah sangat membenci mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi.
Meskipun defenisi kerusakan tersebut sangat luas akan tetapi dalam kaitannya
dalam produksi, larangan tersebut memberi arahan nilai dan panduan moral.
Produksi islami bukan hanya dilarang mengakibatkan kerukan dalam memanfaatkan
alam dan lingkungan, artinya ia tidak boleh mengakibatkan hutan menjadi gundul
dan berobah menjadi lahan kritis yang mengakibatkan banjir dan longsor,
menimbulkan polusi yang diatas ambang batas yang aman bagi kesehatan.
Aturan etika
dan moral yang membatasi kegiatan produksi kegiatan tersebut tentu saja
berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa. Sebagai contoh, apabila
suatu proses produksi, menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial
tersebut harus dihitung dalam ongkos produksi sehingga ongkos meningkat dan
penawaran akan berkurang. Dampaknya kurva penawaran akan bergeser kekiri.[5]
Adapun menurut
analisis kami elastisitas penawaran ialah lawan daripada elastisitas permintaan
islam yaitu perubahan penawaran oleh para penjual/produsen muslim ketika ada
suatu perubahan dalam suatu pasar ataupun faktor yang lainnya.
2. Penawaran Input Menurut Islam
Penawaran input
ini dipengaruhi oleh kondisi permintaan dan penawaran output. Input yang
disebut disini adalah manusia dan non-manusia, sedangkan penentuan harga
input pada umumnya sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar. Dan menurut islam
input pada kegiatan ini adalah manusia dan benda yang diperjual belikan.[6]
1. Pandangan
islam tentang input kerja
Input
utama yang dimaksud disini adalah sumber daya alam, keahlian, modal maupun
tenaga kerja. Islam memandang kunci pemanfaatan terbesar terhadap input ini
adalah dengan cara bekerja (amal) yang mempunyai makana lebih
luas dari pada sekedar mencari upah, bukan sekedar yang besifat manusiawi
tetapi memiliki nilai transendensi.
Ibnu Khalaudin
juga berpendapat tentang masalah bekerja yaitu menurut beliau, kerja merupakan
implementasi funsi ke khalifahan manusia yang diwujudkan untuk
menghasilkan suatu nilai tertentu yang dihasilkan dari bekerja.[7]
2. Fungsi
Penawaran Input
Implikasi dari
pandangan Islam tentang kerja, maka kerja adalah wajib. Orang muslim
memanfaatkan waktunya dengan bekerja berarti memanfaatkan waktu untuk
mendapatkanmashlahah. Dan bisa juga dia mengalokasikan waktunya untuk
menikmati hidup yaitu yang disebut dengan leisure, selama hal
itu tidak mendatangkan mudharat.
Seorang muslim
harus mendapatkan mashlahah maksimum bagi hidupnya. Oleh
karena itu ada tiga alternatif penggunaan waktu bagi seorang Muslim.
a. Alokasi
waktu untuk bekerja guna mendapatkan upah (Work For Pay).
b. Alokasi
waktu untuk diri sendiri (work For Self).
c. Alokasi
waktu minimal untuk mencukupi kemashlahatan minimum serta melaksanakan ibadah
wajib, misalkan waktu untuk shalat dan lain-lain.
Adapun Penawaran dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain[8]
:
a.
Harga
barang itu sendiri
b.
Harga
barang-barang lain
c.
Biaya
produksi
d.
Tujuan-tujuan
operasi perusahaan tersebut
e.
Tingkat
teknologi yang digunakan
f.
Spekulasi
g.
Jumlah
produsen di pasar
F. Jenis-Jenis Elastisitas Penawaran[9]
1.
Penawaran
tidak elastis sempurna :
Elastisitas = 0. Penawaran
tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S)
akan terlihat vertikal.
2.
Penawaran
tidak elastis :
Elastisitas < 1. Perubahan
penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga
mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
3.
Penawaran uniter elastis :
Elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan
harga.
4.
Penawaran elastis :
Elastisitas > 1. Perubahan
penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga
mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
5.
Penawaran elastis sempurna :
Elastisitas tak terhingga.
Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga
tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada
limit kapasitas produksi.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran Islam
Dalam khasanah
pemikiran ekonomi islam klasik, penawaran telah dikenali sebagai kekuatan
penting di dalam pasar, Ibnu Taimiyah, misalnya mengistilahkan penawaran ini
sebagai ketersediaan barang di pasar. Dalam pandangannya, penawaran dapat
berasal dari impor dan diproduksi lokal kegiatan ini dilakukan oleh produsen
maupun penjual[10].
1. Mashlahah
Pengaruh mashlahah terhadap penawaran pada dasarnya akan tergantung pada
tingkat keimanan dari produsen. Jika jumlah mashlahah yang terkandung
dalam barang yang diproduksi semakin meningkat maka produsen muslim akan
memperbanyak jumlah produksinya.
2. Keuntungan
Keuntungan
merupakan bagian dari mashlahah karena ia dapat mengakumulasi modal yang pada
akhirnya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain, keuntungan akan menjadi
tambahan modal guna memperoleh mashlahah lebih besar lagi untuk mencapai falah.
Dalam ekonomi
Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam menjalankan aktivitas
ekonomi, yaitu : mafsadah, gharar, maisir,
dan transaksi riba. Mafsadah, gharar dan maisir sebagai
tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative externalities) sebagai
akibat yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya memperhatikan
keuntungan semata.
Adapun konsep
penawaran merupakan bentuk perilaku ekonomi yang sangat penting dalam teori
ekonomi, baik makro maupun mikro. Konsep ini juga
dapat menjelaskan hubungannya dengan perilaku produsen dalam penetapan harga
yang didahului dengan perhitungan biaya produksinya.
Bila hukum
penawaran ditetapkan dengan mengasumsikan faktor-faktor yang mempengaruhi
determinasi harga terhadap penawaran dianggap tetap (ceteris paribus),
sedangkan bila penawaran yang menentukan harga maka disebut teori penawaran
(tanpa asumsiceteris paribus). Maka, diperlukan konsensus yang baru
terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan yang perlu untuk diperhitungkan di
dalam penawaran terkait aspek mafsadah, gharardan maisir.
H. Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Permintaan Dan Penawaran Islam
Ibnu Khaldun
mengakui adanya permintaan dan penawaran terhadap penentuan harga jauh sebelum
konsep itu dikenal dibarat. Istilah-istilah permintaaan dan penawaran baru
dikenal dalam literatur bahasa inggris pada tahun 1767.
Ibnu Khaldun
menekankan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan menyebabkan kenaikan harga,
demikian pula sebaliknya. Ia percaya bahwa akibat dari rendahnya harga akan
merugikan perajin dan pedagang, sehingga mereka keluar dari pasar, sedangkan
akibat dari tingginya harga akan menyusahkan konsumen terutama kaum miskin yang
menjadi mayoritas dalam sebuah pupulasi. Karna itu ibnu khaldun berpendapat
bahwa harga rendah untuk kebutuhan pokok harus diusahakan tanpa merugikan
produsen.[11]
Dengan kata
lain, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tingkat harga yang stabil dan biayan hidup
yang relatif rendah adalah pilihan yang terbaik dengan tetap mengusahakan
pertumbuhan dan keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ibn Khaldun menekankan bahwa
suatu peningkatan dalam permintaan atau penurunan dalam penawaran akan
menimbulkan kenaikan dalam harga, sebaliknya suatu penurunan dalam permintaan
atau peningkatan dalam penawaran akan menimbulkan penurunan dalam harga.[12]
Faktor yang
mempengaruhi penawaran menurut Ibnu Khaldun adalah banyaknya permintaan tingkat
keuntungan relatif (tingkat harga), tingkat usaha manusia (produktifitas)
misanya besarnya tenaga buruh termasuk ilmu pengetahuan yang dimiliki dan
keterampilan yang dimiliki, keamanan dan ketenangan serta kemampuan teknik dan
perkembangan secara keseluruhan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
permintaan adalah pendapatan jumlah penduduk, kebiasaan dan adat istiadat
masyarakat, serta pembangunan dan kemakmuran masyarakat secara umum.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan
jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah.Elastisitas permintaan
ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta
sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Elastisitas harga
penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika
harganya berubah.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan
atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Setiap perubahan harga
akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana setiap
perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu
barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang
besar, tetapi ada pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas
permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana
kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat
dari suatu perubahan harga.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman Karim, 2011. Ekonomi Mikro
Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Dominick Salvatore, 1990. Teori Mikro
Ekonomi, Jakarta : Erlangga
Lukman. 2007. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta :
UIN Jakarta Press
Mustafa Edwin Nasution, 2006. Ekonomi Islam,
Jakarta : Kencana
M. Umer Chapra, 2000. The Future Of Economic: an
Islamic Perspective. Terj. Ikhwan Abidin Basri,Masa Depan Ilmu Ekonomi Sebuah
tinjauan Islam, Jakarta:GIP
Sukwiaty, Dkk. 1995. Pengantar Mikro. Jakarta :
Binapura Aksara
Sukirno, Sadono. 2005.
Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo
[1] Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islam, Karim Business Consulting : Jakarta, hlm.79
[2] ibid 80
[3] Ibid 83
[4]
Lukman. 2007.
Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : UIN
Jakarta Press. Hlm.53
[5]
Dominick Salvatore, Teori Mikro
Ekonom.i Jakarta: Erlangga, 1990, hal. 19-20
[6] Mustafa Edwin Nasution, Ekonomi Islam. Jakarta : Kencana, 2006 , Hal.90
[7] Adiwarman karim, Ekonomi MikroIislam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011
[8] Sadono Sukirno, Mikro
Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006
hlm.56
[9] Sukwiaty, Pengantar Mikro.
Jakarta : Binapura Aksara, 1995 hlm.45
[10] Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif Ekonomi
Islam, (Jakarta : Predana Media Group, 2006)
[11] Dominick
Salvatore, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1990), hal.
19-20
[12] M. Umer Chapra, Masa Depan Ilmu Ekonomi Sebuah Tinjauan Islam, hlm. 137-138.
0 Comments:
Posting Komentar
Bagikan Komentarmu