KALIMAT DAN JENISNYA DALAM BAHASA INDONESIA
Makalah
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Diajukan untuk melengkapi tugas individu
Program Study Ekonomi Islam
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Diajukan untuk melengkapi tugas individu
Program Study Ekonomi Islam
Disusun oleh :
M.ALIMUL HAKIM
Nim : 13190149
Dosen
Pembimbing : Muhammad Habib, S.Pd.I.
M.Pd.I
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN EKONOMI ISLAM
IAIN RADEN FATAH
PALEMBANG
2013
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Kita Panjatkan Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, yang masih memberikan rahmat, hidayah, dan
nikmat-Nya kepada saya sehingga bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “KALIMAT DAN JENISNYA DALAM BAHASA INDONESIA”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas individu yang diberikan oleh dosen
sebagai tugas akhir semester, selain itu juga sebagai pengembangan wawasan ilmu
bahasa indonesia, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan
juga orang lain.
Akhirnya saya menyadari bahwa dalam makalah ini pastinya banyak kesalahan
dan kekurangan sehingga saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini dapat menjadi lebih sempurna
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Palembang,
31 Desember 2013
Penulis
Bahasa adalah
alat komunikasi yang digunakan manusia dalam bermasyarakat. Bahasa itu berisi
pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada pembicara. Adapun bahasa yang
digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
diinginkan, dengan cara menggunakan kalimat yang benar, Kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, padat, singkat
dan dapat dipahami oleh lawan bicaranya.
Kalau
pembicaraan yang disampaikan sudah tepat, pendengar mungkin dapat memahami
pembicaraan tersebut dengan mudah. Akan tetapi kadang-kadang lawan bicara tidak
memahami apa maksud yang dibicarakan, disinilah gunanya berbahasa indonesia
dengan menggunakan kalimat yang mudah dimengerti.
Dalam karangan
ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai
karya ilmiah. Hal ini disebabkan antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan tidak logis, atau bertele-tele
Berdasarkan
kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat dengan pembahasannya.
Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian
kalimat?
2. Apa
unsur-unsur yang membentuk kalimat?
3. Berapa jenis-jenis kalimat?
4. Apa yang dimaksud kalimat
efektif?
5. Apa Ciri-ciri kalimat
efektif?
Pengertian kalimat menurut para ahli
:
Dardjowidojo (1988) menyatakan bahwa kalimat ialah bagian terkecil dari
suatu ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh
secara ketatabahasaan.
Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata
yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin
yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
Kridalaksana (2001) mengungkapkan Kalimat sebagai satuan
bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan
secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa, klausa bebas yang
menjadi bagian kognitif percakapan, satuan proposisi yang merupakan gabungan
klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas, jawaban
minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pemikiran yang
utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru(!)[1].
Kalimat
adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang mempunyai
pola intonasiakhir dan yang terdiri dari klausa[2].
Dalam satuan bahasa yang disebut
kalimat itu terdapat[3] :
Unsur atau bagian yang menjadi
pokok pembicaraan, yang lazim disebut dengan istilah Subjek (S). Misalnya
kata adik dalam kalimat :
Adik membaca buku
Yang biasa menjadi subjek adalah
kata benda seperti contoh di atas, atau frase benda seperti
contoh :
Majalah Mingguan itu terbit di
jakarta
Unsur atau bagian yang menjadi
komentar tentang subjek, yang lazim disebut dengan istilah Predikat (P).
Misalnya dalam kata membaca dalam kalimat :
Adik membaca buku
Yang biasa menjadi predikat adalah
kata kerja seperti contoh di atas, tetapi dapat juga frase kerja, kata sifat,
atau frase sifat, seperti contoh-contoh berikut :
Saya tidak akan datang.
Rumah itu besar.
Rumah itu besar sekali.
Unsur yang menjadi pelengkap dari
predikat, yang lazim disebut dengan istilah Objek (O). Misalnya
kata buku dalam kalimat :
Adik membaca buku
Yang biasa menjadi objek adalah kata
benda seperti contoh di atas, tetapi dapat juga frase benda, seperti
contoh-contoh berikut :
Adik
membaca buku sejarah
Unsur atau bagian yang merupakan
penjelasan lebih lanjut tentang predikat dan subjek, yang lazim disebut dengan
istilah keterangan (K). Misalnya frase di perpustakaan dalam kalimat
:
Adik membaca buku di
perpustakaan
Unsur keterangan ini dapat memberi
penjalasan tentang tempat seperti contoh di atas, tetapi dapat juga memberi
berbagai penjelasan lain seperti waktu, sebab, akibat, syarat, alat, dan
sebagainya.
Hari ini dia datang terlambat (
keterangan waktu )
Dia terlambat karena
hujan (keterangan sebab )
Dia dipukuli orang ramai sampai
babak belur ( keterangan akibat )
Saya akan hadir di sana (
keterangan tempat )
Adik menulis dengan pena (
keterangan alat )
Pelengkap atau komplemen mirip
dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya
menhjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif[4]. Contoh :
Indonesia berasaskan Pancasila
Kaki ahmad tersanndung batu
Beberapa ahli bahasa telah membuat
pembagian jenis kalimat berdasarkan perluasannya. Berikut adalah klasifikasi
kalimat yang banyak dipergunakan secara umum, terbagi menjadi lima macam, yakni
kalimat tunggal, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat
majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran[5].
Kalimat tunggal terdiri atas satu
subjek dan satu predikat. Pada hakekatnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya,
kalimat-kalimat yang panjang-panjangdalam bahasa indonesia dikembalikan ke
dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang
sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat[6].
Contoh :
Kakak membaca koran di ruang tamu
Ibu memasak di dapur pada siang hari
Adalah kalimat
yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat
tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat itu.
Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar
dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh :
Anton pergi ke
pasar
Rani berangkat
ke kantor
Dua buah klausa
(kalimat) atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat majemuk rapatan
dengan cara merapatkan bagian atau unsur kalimat yang sama. Bagian atau unsur
kalimat yang sama itu mungkin terdapat pad subjek, pada predikat, pada objek,
pada keterangan, atau pada tiga bagian itu. Bagaiman cara merapatkan dan
menggabungkannya, berikut ini akan dibahas satu per satu[7].
a.
Rapatan Subjek
Dua buah
kalimat yang subjeknya merupakan identitas yang sama dapat digabung menjadi
sebuah kalimat majemuk rapatan dengan cara merapatkan atau menyatukan kedua
subjek itu, misalnya :
Ayah
makan nasi goreng
Ayah
minum teh botol
Dirapatkan
menjadi kalimat :
Ayah
makan nasi goreng dan minum teh botol
b.
Rapatan Predikat
Dua buah
kalimat yang subjeknya merupakan hal, peristiwa, atau tindakan yang sama dapat
digbungkan menjadi sebuah kalimat, dengan cara merapatkan atau menyatukan kedua
predikat kalimat itu, misalnya :
Nenek
minum kopi susu
Ibu
minum teh botol
Dapat
dirapatkan menjadi kalimat :
Nenek
minum kopi susu sedangkan ibu teh botol
c.
Rapatan Objek
Dua buah
kalimat yang objeknya merupakan identitas yang samadapat digabungkan menjadi
sebuah kalimat majemuk rapatan dengan cara merapatkan atau menyatukan kedua
objek kalimat itu, misalnya :
Kakak
menangkap ayam itu
Ayah
menyembelih ayam itu
Dapat
dirapatkan menjadi kalimat :
Kakak
menangkap ayam itu dan ayah menyembelihnya
d.
Rapatan Kompleks
Dua buah
kalimat yang unsur keterangannya merupakan identitas yang sama dapat
digabungkan menjadi sebuah kalimat majemuk rapatan dengan cara merapatkan atau
menyatukan kedua keterangan kalimat itu, misalnya :
Tadi
pagi saya menulis surat
Tadi
pagi ayah membaca koran
Dapat
dirapatkan menjadi kalimat :
Tadi
pagi saya menulis surat dan ayah membaca koran
Kalimat majemuk bertingkat dibentuk
dari dua buah kalimat, yang digabungkan menjadi satu. Biasanya dengan kata
penghubung sebab, kalau, meskipun, dan sebagainya.
Kedudukan kalimat-kalimat dalam
kalimat majemuk bertingkat initidak sama derajatnya. Yang satu mempunyai
kedudukan yang tinggi dari yang lainnya, atau yang satu mengikat atau terikat
dengan yang lainnya.kalimat yang mempunyai kedudukan yang tinggi lmempunyai
kedudukan yang bebas, sehingga tanpa kalimat yang laintetap dapat berdiri
sendiri sebuah kalimat. Sedangkan kalimat yang kedudukannya lebih
rendahmempunyai kedudukan yang tidak bebas, sehigga tidak mungkindapat berdiri
sendiri sebagai sebuah kalimat[8].
Penggabungan dua buah kalimat
menjadi kalimat majemuk bertingkat ini memberikan makna yang antara lain :
1.
Sebab
2.
Akibat
3.
Syarat
4.
Tujuan
5.
Waktu
6.
Kesungguhan
7.
Pembatasan
8.
Perbandingan
Adalah kalimat majemuk yang
merupakan penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk
bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh :
Anton bermain dengan andi
Dino membaca buku di kamar semalam
Beberapa
defenisi kalimat efektifdisampaikan menurut beberapa ahli bahasa.
Akhadijah,Arsjad, dan Ridwan (2001)
menyatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga
mudah dipahami orang lain secara tepat.
Pendapat senada juga disampaikan
oleh Arifin (1989) bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria
jelas, sesuai dengan kaidah ,ringkas dan enak dibaca[9].
Kalimat efektif
ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis[10].
Ciri-Ciri Kalimat Efektif [11] :
Untuk dapat mencapai keefektifan,
suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya :
Kehematan dalam kalimat berkaitan
dengan kebergunaan setiap kata jika dipakai pada sasaran yang tepat. Bentuk
penerapan kehematan kalimat adalah dengan menghindari pemakaian kata yang tidak
perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Ketidakhematan kalimat dapat
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya sebagai berikut :
a.
Penjamakan kata yang sudah jamak
Jenis ketidakhematan ini merupakan
yang paling banyak digunakan. Selain karna jenis kesalahannya yang paling
terlihat, juga merupakan sudah lazim dipakai oleh sebagian orang sehingga
terkesan bukan sebuah kesalahan. Contoh :
Kalimat tidak hemat : Para bapak-bapak
dan ibu-ibu hadirin sekalian dimohon berdiri
Kalimat
hemat : Bapak dan
ibu sekalian dimohon berdiri
b.
Penggunaan sinonim dalam satu kalimat
Contoh :
Kalimat tidak hemat : kita harus
belajar agar supaya lulus ujian dengan nilai terbaik
Kalimat hemat :
kita harus belajar agar lulus ujian dengan nilai terbaik
c.
Pengulangan subjek
Contoh :
Kalimat
tidak hemat : karena indah tidak diundang, dia tidak datang ke acara itu
Kalimat
hemat : karena
tidak diundang, indah tidak datang ke acara itu
d.
Pemakaian superordinat pada hiponimi
Contoh :
Kalimat tidak hemat : sekuntum bunga
mawar telah menyejukkan hatinya
Kalimat
hemat :
sekuntum mawar telah menyejukkan hatinya
Ket: mawar merupakan bagian dari
bunga
Yang dimaksud dengan kesepadanan
ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan dalam kalimat memiliki
beberapa karakteristik, antara lain :
a. Mempunyai struktur yang jelas
b. Memiliki kejelasan subjek dan predikat
c. Menggunakan predikat yang tidak didahului
oleh kata yang
d. Tidak menggunakan subjek ganda
Adalah terdapatnya unsur-unsur yang
sama derajatnya, maka sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai dalam
kalimat. Artinya, jika ada dua kata atau lebih yang menduduki fungsi yang sama
dalam kalimat, harus dibuat dalam bentuk yang sma pula, baik dari segi jenis
maupun kategori frasa/kata.
Contoh :
Kalimat
tidak sejajar : Pemerintah menaikkan harga BBM kemudian diturunkan setelah
adanya desakan dari masyarakat
Kalimat sejajar :
Pemerintah menaikkan harga BBM kemudian menurunkan setelah adanya
desakan masyarakat
Ialah perlakuan khusus pada kata
tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara
keseluruhan.
Ada beberapa cara penekanan dalam
kalimat, antara lain sebagai berikut :
a. Peletakkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat
b. Penggunaan pengulangan (repetisi)
c. Pengontrasan kata kunci
d. Penggunaan partikel penegas
Adalah penggunaan kata-kata yang
cermat dalam pembuatan kalimat.
Contoh :
a. Anak bu guru yang cantik itu adalah sahabatku
b. Ahmad berkata pada teman aisyah bahwa ia
tidak bisa masuk kuliah
Analisis :
Dua kalimat ini sama-sama tidak
memenuhi syarat kecermatan sehingga menimbulkan makna ganda.
Kalimat (a)bermakna ganda karena
tidak jelas siapa yang cantik, bisa bu guru atau anaknya
Kalimat (b) bermakna ganda karena
yang tidak masuk kuliah bisa Ahmad atau Aisyah
Adalah
terdapatnya arti kalimat yang logis atau masuk akaldan penulisannya sesuai
dengan kebahasaan sehngga tidak mengubah substansial makna yang ingin
disampaikan oleh penulis/pembicara.
Berikut
adalah contoh kalimat-kalimat yang tidak logis :
1. Yang membawa HP harap dimatikan.
2. Kepada Bapak Dekan, waktu dan tempat kami
persilakan.
3. Karena lama tinggal di asrama putri, maka anak
ibu itu semuanya perempuan.
4. Kalau hakim masuk desa, di desa tidak ada lagi
ketidakadilan.
5. Saya tidak lulus karena dosen saya tidak suka
pada saya.
7. Kesatuan Gagasan
Adalah
terdapatnya satu ide pokok dalam satu kalimat. Sebagaimana jenis syarat kalimat
efektif lain, syarat kalimat efektif ini pun sering tidak diperhatikan karna
sekilas seperti kalimat yang tidak memenuhi syarat ini tidak salah. Kesalahan
ini banyak disebabkan ketidakhadiran subjek dalam kalimat atau ketidakjelasan
subjek dan predikat sehingga menimbulkan permasalahan gagasan.
Berikut
adalah contoh kalimat-kalimat tidak efektif karena tidak memiliki kesatuan
gagasan.
Contoh :
Kalimat tidak efektif : Guru
menugaskan siswa membuat karangan
Kalimat
efektif : Guru
menugasi siswa membuat karangan
Dari uraian-uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pemikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir.
2. Unsur-unsur
yang membentuk kalimat ialah :
a. Subjek
(S)
b. Predikat
(P)
c. Objek
(O)
d. Pelengkap
(Pel)
e. Keterangan
(K)
3. Jenis-jenis
kalimat secara umum dibagi menjadi lima macam :
Kalimat Tunggal, Kalimat Majemuk Setara, Kalimat Majemuk Rapatan,
Kalimat, Majemuk
Bertimgkat, Kalimat Majemuk Campuran
4. Kalimat
efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis.
5. Ciri-ciri
kalimat efektif :
Kehematan, Kesepadanan, Kesejajaran bentuk, Ketegasan, Kecermatan,
Kelogisan, Kesatuan gagasan
1. Dari
pemahaman yang didapat, dapat kita mengaplikasikannya dalam karya tulis dengan
menggunakan kalimat yang efektif
2. Agar
lebih memperhatikan dalam penulisan atau berbahasa dengan bahasa yang baik dan
benar
Daftar Pustaka
Chaer, A. (2000). Tata Bahasa
Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
E Zaenal Arifin, S Amran Tasai.
(2009). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.
Solikhah, H. A. (2013). Bahasa
Indonesia Komprehensif. Palembang: Noer Fikri.
Sugono, D. (2004). Berbahasa
Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Tim Kreatif Puspa Swara.
Tarigan, P. G.
(1989). Pengajaran Tata Bahasa Tagmenik. Bandung: Angkasa.
0 Comments:
Posting Komentar
Bagikan Komentarmu