Pluralitas Masyarakat Indonesia (Perbedaan Suku Bangsa dan Pekerjaan) & Peran dan Fungsi Keragaman Budaya
Bangsa
Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Suku Jawa
adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari
total populasi. Sebagian besar suku Jawa tinggal di Pulau Jawa, terutama
Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Banyak dari anggota suku ini telah bertransmigrasi dan
tersebar ke berbagai pulau di Nusantara bahkan bermigrasi ke luar negeri. Suku
Sunda, suku Melayu, dan suku Madura secara berurutan adalah kelompok terbesar
berikutnya di negara ini.
Berikut
ini merupakan contoh nama suku bangsa dan lokasi atau tempat yang paling banyak
didiami/ditinggali.
Nama
Suku Bangsa |
Daerah
Asal |
Aceh, Gayo,Tamiang Ulu Sangkil, Aneuk Jamee, Kluet, Gumbak Cadek, dan Simeulue |
Aceh |
Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Nias, Simalungun, Asahan, dan Angkola |
Sumatra Barat |
Minangkabau, Gusci, Caniago, Tanjung Kato, Panyali, Sikumbang, dan Mentawai |
Sumatra Barat |
Komering, Palembang, Pasemah, Sameda, Ranau, Kisam, Ogan, Lematang, Rejang, Rawas, dan Kubu |
Sumatra Selatan |
Bangka, Belitung, Mendanau, Rawas, dan Semendo |
Bangka Belitung |
Sunda |
Jawa Barat |
Betawi |
DKI Jakarta |
Jawa, Samin, dan Karimun |
Jawa Tengah |
Madura, Jawa, Osing, dan Tengger |
Jawa Barat |
Dayak, Ngaju, Apo Kayan, Murut, Poanan, dan Ot Danun |
Kalimantan Barat |
Bulungan, Tidung, Kenyah, Berusuh, Abai, dan Kayan |
Kalimantan Timur |
Banjar Hulu dan Banjar Kuala |
Kalimantan Selatan |
Lawang, Dusun, Bakupai, dan Ngaju |
Kalimantan Tengah |
Sasak, Sumbawa, Bima |
Nusa Tenggara Barat |
Timor, Rote, Sabu, Manggarai, Ngada, Ende Lio, Larantuka, dan Sumba |
Nusa Tenggara Timur |
Kaali, Kuwali, Panuma, Mori, Balatar, dan Banggai |
Sulawesi Tengah |
Wolia, Laki, Muna, Buton, Balatar |
Sulawesi Tenggara |
Sangir, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan Bantik |
Sulawesi Utara |
Makasar, Bugis, Toraja, Mandar, Selayar, dan Bone |
Sulawesi Selatan |
Bali |
Bali |
Ambon, Alifuru, Togite, dan Faru |
Maluku |
Berdasarkan
data di atas, manakah suku bangsa yang paling banyak kalian temukan di tempat
tinggalmu? Pada masa sekarang, kalian dapat menemukan berbagai suku bangsa di
lingkungan provinsimu. Walaupun kita memiliki beragam suku bangsa yang berasal
dari berbagai wilayah Indonesia, namun kita bebas tinggal di berbagai tempat di
Indonesia. Sebagai contoh, Jakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia dapat
juga disebut sebagai miniatur Indonesia. Di Jakarta, kalian dapat menemukan
berbagai macam suku bangsa Indonesia.
Mengapa
terjadi perbedaan suku bangsa di Indonesia? Apakah manusia dapat memilih
terlahir sebagai suku Batak, Dayak, atau Jawa? Tentu saja tidak. Manusia
terlahir karena kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Setiap suku bangsa memiliki
derajat yang sama. Secara ilmiah, perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak
terlepas dari faktor sejarah nenek moyang bangsa Indonesia. Kalian dapat membuka
kembali pelajaran Kelas VII, yang membahas tentang asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia.
Berdasarkan
perjalanan sejarah yang telah kalian pelajari pada saat Kelas VII, sangat jelas
bahwa perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak lepas dari faktor sejarah.
Bagaimana
interaksi antara berbagai suku bangsa di Indonesia? Sejak ribuan tahun yang
lalu, berbagai suku bangsa di Indonesia hidup berdampingan secara harmonis.
Berbagai suku bangsa di Indonesia saling memahami dan menghargai berbagai
perbedaan yang ada. Pada masa sekarang, kalian dapat menemukan berbagai suku
bangsa di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa suku bangsa
Indonesia sangat terbuka menerima kedatangan berbagai suku bangsa yang berbeda.
Mereka hidup berdampingan dan bekerja sama untuk membangun bangsa dan negara.
Bahkan, banyak masyarakat yang melakukan perkawinan campur. Mungkin saja
beberapa temanmu atau bahkan dirimu sendiri lahir dari bapak dan ibu yang
berbeda suku bangsa.
Perbedaan
Pekerjaan
Pekerjaan
merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Pada saat ini, kalian dapat menemukan berbagai jenis
pekerjaan baik sektor formal maupun nonformal. Pekerjaan sektor formal adalah
berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik pemerintah
maupun swasta. Para karyawan perusahaan, pegawai kantor bank, pegawai
pemerintah, dan guru merupakan contoh pekerjaan pada sektor formal. Pada jenis
pekerjaan formal ini, individu terikat secara langsung oleh sistem yang
berlaku. Dengan demikian, mereka bekerja penuh dengan aturan yang mengikat.
Kondisi
tersebut berbeda dengan pekerjaan pemilik bengkel, petani, penjual di pasar,
dan pelaku usaha mandiri lainnya. Mereka bekerja secara mandiri, tak tergantung
pada pihak lain. Sebagai contoh, pekerjaan sebagai pedagang bakso keliling
sangat tergantung pada pedagang tersebut. Apabila ingin libur, ia dapat libur
sewaktu-waktu. Hal ini berbeda dengan orang yang bekerja sebagai karyawan
perusahaan atau lembaga pemerintah.
Semua pekerjaan
itu mulia selama pekerjaan tersebut bermanfaat bagi diri dan orang lain. Guru,
polisi, dokter, petani, dan tukang pijat sama-sama pekerjaan mulia. Tidak ada
yang lebih rendah atau lebih tinggi derajatnya. Semua profesi saling
membutuhkan. Tanpa guru, tidak akan ada polisi dan dokter. Tanpa petani, tukang
pijat dan polisi dapat mengalami kelaparan, demikian seterusnya. Rantai
kehidupan manusia tersusun sedemikian rupa sehingga saling membutuhkan.
Setelah
kalian mempelajari berbagai perbedaan masyarakat di Indonesia, tentu kalian
dapat menyimpulkan bahwa perbedaan tidak dapat dihindari. Sebagai sebuah negara
besar, bangsa Indonesia jauh lebih beragam atau heterogen dibandingkan
negara-negara lain. Perbedaan tersebut tentu harus dikelola dengan baik agar
bermanfaat bagi bangsa dan negara. Keberagaman budaya telah memberikan manfaat
besar bagi bangsa kita. Contohnya dalam bidang bahasa. Kebudayaan daerah yang
berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbendaharaan kata
bahasa Indonesia. Kosa kata dalam bahasa Indonesia berbeda
dengan kosa kata bahasa Malaysia. Malaysia tidak memiliki kata sebanyak bangsa
Indonesia. Bahasa dominan di Malaysia adalah Melayu yang kemudian diperkaya
dengan menyerap bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa
Tionghoa. Dalam bahasa Indonesia, kalian dapat menemukan berbagai istilah yang
diserap dari berbagai bahasa daerah.
Potensi
keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia,
yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari manusia di tiap-tiap
daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.
Peran
dan Fungsi Keragaman Budaya
Tarian
daerah sebagai salah satu kekayaan seni budaya bangsa Indonesia menjadi salah
satu daya tarik bangsa-bangsa asing. Kekayaan kesenian berupa tarian daerah
menjadi salah satu daya pikat wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Apakah kalian pernah menyaksikan tarian Kecak di Denpasar, Bali? Setiap hari,
ratusan wisatawan asing menyaksikan tarian Kecak di panggung kesenian. Contoh
di atas merupakan salah satu contoh peran dan fungsi tarian daerah dalam
pembangunan nasional. Apa peran dan fungsi lain tarian daerah bagi pembangunan
nasional?
Tarian
daerah bukan hanya sekadar untuk dilihat, tetapi juga mengandung makna yang
sangat penting bagi bangsa Indonesia. Tarian daerah di Indonesia merupakan
ekspresi jiwa masyarakat Indonesia. Tarian tersebut menggambarkan nilai-nilai
penting yang dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat masa sekarang.
Seni tari Indonesia mengandung banyak nilai moral dan keagamaan, yang menjadi
pedoman bagi perilaku Indonesia.
Tarian
hanya sebagian dari keragaman budaya bangsa Indonesia. Kalian tentu menemukan
berbagai keragaman budaya selain kesenian. Keragaman budaya daerah dapat
dikenali melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah, tarian daerah, rumah
adat, alat musik, seni pertunjukan, upacara adat, dan lain-lain.
a. Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
Indonesia
adalah salah satu tujuan wisata dari berbagai negara. Salah satu daya tarik
wisatawan mancanegara adalah kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Kebudayaan
yang masih berkembang di Yogyakarta merupakan salah satu daya tarik wisatawan
berkunjung ke Yogyakarta. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta
membantu kegiatan perekonomian masyarakat Yogyakarta. Berbagai
barang dan jasa diperjualkan di kota pelajar tersebut. Ratusan hotel,
rumah makan, biro perjalanan, produksi cindera mata, seni kerajinan, dan
sebagainya tumbuh subur di Yogyakarta.
b. Mengembangkan Kebudayaan Nasional
Kebudayaan
nasional adalah puncak dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah
akan memperkaya kebudayaan nasional. Apa yang dimaksud kebudayaan nasional?
Kebudayaan nasional merupakan suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian
besar warga suatu negara dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan
dibanggakan, serta memberikan identitas terhadap warga. Budaya nasional adalah
budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut sejak zaman dahulu
hingga kini sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa
tersebut dan memberi identitas warga, serta menciptakan suatu jati diri bangsa
yang kuat.
Dapatkah
kalian menemukan contoh budaya nasional? Pakaian batik merupakan salah satu
contoh budaya nasional. Batik adalah hasil dari budaya lokal. Beberapa daerah
di Indonesia dapat menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda-beda. Batik
kemudian diangkat menjadi salah satu pakaian nasional. Dengan demikian, budaya
lokal menjadi budaya nasional.
Batik
merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang diakui dunia. Sebagai generasi
penerus, sepantasnya bangsa Indonesia bangga dengan mahakarya bangsa Indonesia
tersebut. Pakaian batik bukan sekadar pakaian yang bermanfaat untuk melindungi
tubuh dan memperindah penampilan, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral
tertentu. Bangsa Indonesia harus bangga dan selalu mengembangkan dan
menggunakan pakaian batik.
c. Tertanamnya Sikap Toleransi
Kekayaan
budaya bangsa Indonesia merupakan tantangan untuk bersikap toleran. Keragaman
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia semakin menambah kesadaran masyarakat
bahwa pada hakikatnya manusia memiliki perbedaan, seperti pada Gambar 2.24.
Karena itu, perbedaan kebudayaan adalah hal biasa, tidak perlu dipertentangkan.
Setiap budaya ingin dikembangkan. Perlu sikap saling mendukung serta
kebersamaan dalam upaya mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan Indonesia bukan
milik satu suku bangsa, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia.
d. Saling Melengkapi Hasil Budaya
Kebudayaan
sebagai hasil pemikiran dan kreasi manusia tidak pernah sempurna.
Keanekaragaman budaya di Indonesia justru memberikan kesempatan untuk saling
mengisi seperti tampak pada Gambar 2.25. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia
di berbagai daerah memiliki berbagai corak seni bangunan, lukis, kain tenun,
dan sebagainya. Kekayaan corak seni tersebut apabila berinteraksi akan
menghasilkan inovasi budaya baru yang sangat berharga. Saat ini, misalnya, dikembangkan di seluruh masyarakat Indonesia. Pada masa
lalu, seni membatik lebih banyak dikembangkan masyarakat suku Jawa, khususnya
Jawa Tengah dengan corak atau motif batik Jawa. Pada saat ini, masyarakat di
berbagai daerah memiliki motif batik yang khas yang mencerminkan karakteristik
budaya setempat.
e. Mendorong Inovasi Kebudayaan
Inovasi
kebudayaan merupakan pembaharuan kebudayaan untuk menjadi lebih baik. Sebagai
contoh, kebudayaan berupa teknologi pertanian yang telah diwariskan nenek
moyang. Setiap masyarakat memiliki cara bercocok tanam yang kadang berbeda.
Perbedaan ini tentu didasari berbagai alasan. Setiap kelompok masyarakat
melakukan interaksi yang berpengaruh pada cara berpikir dan hasil kebudayaan.
Itulah hasil komunikasi cara bertani yang menghasilkan cara baru dan khas dalam
pertanian. Interaksi itu bersifat khas dan unik. Oleh karena itu, pola bercocok
tanam yang dihasilkan juga khas dan unik.
Bentuk-bentuk
inovasi kebudayaan dapat terjadi karena akulturasi dan asimilasi. Salah satu
bentuk akulturasi kebudayaan di Indonesia ialah Menara Masjid Kudus yang
memiliki bentuk sama dengan Bale Kul Kul pura Taman Ayun di Bali, hal tersebut
membuktikan nenek moyang bangsa Indonesia sangat kreatif dan sangat
terbuka. Walaupun bentuknya sama, tetapi
fungsinya berbeda. Bale Kul Kul
memiliki fungsi sebagai tempat upacara keagamaan umat Hindu, sedangkan menara
Masjid Kudus memiliki fungsi untuk mengumandangkan bedug dan azan. Interaksi
budaya di atas menunjukkan sikap toleran masyarakat pada masa lalu.
Bisa juga membaca materi lengkapnya di Buku Paket Mata Pelajaran IPS klik disini
Setelah membaca materi bisa mengerjakan soal latihan klik disini
Pengertian dan Fungsi Lembaga Sosial
Dalam pengertian sosiologis, lembaga dapat
digambarkan sebagai suatu organ yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat.
Lembaga sosial adalah keseluruhan dari sistem norma yang terbentuk berdasarkan
tujuan dan fungsi tertentu dalam masyarakat. Dapat juga dikatakan bahwa lembaga
sosial merupakan himpunan norma-norma yang berhubungan dengan kebutuhan pokok
dalam masyarakat.
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari
kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Lembaga sosial
terbentuk dari norma - norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakat.
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu sebagai makhluk sosial, tidak
mampu untuk hidup sendiri, mereka saling membutuhkan, sehingga timbul aturan -
aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Pada dasarnya manusia tidak
mampu hidup sendiri.
Dalam mewujudkan suatu tujuan manusia selalu
membutuhkan orang lain, manusia membutuhkan komunikasi dengan manusia lain.
Sebagai contoh mari kita perhatikan bersama sejak lahir seorang bayi sampai
bisa berbicara, bisa memakai pakaian, dan berbagai kemampuan lainnya itu
membutuhkan bantuan dari orang-orang yang ada di sekitarnya melalui interaksi
sosial.
Oleh karena itu manusia disebut sebagai mahkluk
sosial. Manusia memiliki naluri dasar untuk selalu berinteraksi, dan untuk
memenuhi kebutuhan dasar maka diperlukan norma yang fungsinya mengatur manusia
sehari-hari. Supaya hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat bisa
terjalin sebagaimana yang diharapkan, maka dirumuskanlah norma-norma
masyarakat. Apakah yang dimaksud dengan norma ? Norma merupakan aturan atau
kaidah yang menjadi pedoman tingkah laku. Norma memberi tahu kalau perilaku
kita itu benar atau salah.
Pada awalnya norma-norma tersebut terbentuk
secara tidak sengaja berdasarkan kebutuhan manusia. Namun lama-kelamaan
norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Misalnya dalam bidang ekonomi, dahulu
di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari
keuntungan, namun lama-kelamaan terjadi perubahan kebiasaan bahwa perantara
harus mendapat bagiannya, apakah itu dari pembeli atau penjual. Contoh lain
dalam bidang ekonomi, dari sistem barter menjadi menggunakan alat tukar berupa
uang. Contoh yang lainnya aturan-aturan di sekolah (tata tertib) yang harus di
taati seluruh peserta didik, peserta didik harus menggunakan pakaian seragam,
datang ke sekolah tidak terlambat, harus mengikuti upacara, mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu. Semua itu agar kegiatan di sekolah
bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Sistem norma atau aturan-aturan yang dapat
kategorikan sebagai lembaga sosial harus memiliki syarat-syarat sebagai
berikut :
a.
Sebagian besar anggota masyarakat menerima
norma tersebut.
b.
Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam
sistem sosial.
c.
Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat
setiap anggota masyarakat.
Agar hubungan antara manusia di dalam suatu
masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan, maka diciptakanlah
norma-norma yang mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Terdapat norma
yang kekuatan mengikatnya lemah, namun ada juga yang kuat mengikatnya. Di dalam
masyarakat dikenal ada empat tingkatan norma yaitu sebagai berikut:
1.
Cara (Usage)
Cara lebih terlihat pada perbuatan individu
dalam masyarakat. Penyimpangan dalam norma cara ini tidak akan mendapatkan
hukuman berat akan tetapi hanya sekedar celaan. Contoh tindakan yang melanggar
norma ini antara lain, cara seseorang membuang sampah, jika ada seorang
membuang sampah sembarangan cenderung mendapat celaan karena melakukan tindakan
yang tidak sesuai pada tempatnya. Contoh lain cara berpakaian, apabila
seseorang berpakaian yang kurang pantas hanya ditegur saja.
2.
Kebiasaan (Folksway)
Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dalambentuk yang sama. Contohnya kebiasaan memberi hormat
kepada yang lebih tua usianya, mendahulukan orang yang
sudah lanjut usia
ketika sedang antri, dan sebagainya. Bagi mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi sosial berupa teguran atas
penyimpangan terhadap kebiasaan tersebut
3.
Tata Kelakuan (Mores)
Kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan
atau norma pengatur kelakuan bertindak, maka di dalamnya sudah terdapat unsur
pengawasan dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi.
Contoh: Jika seorang peserta
didik melanggar tata tertib sekolah
akan mendapatkan sanksi atas
perbuatannya sesuai dengan tata tertib yang berlaku.
4.
Adat Istiadat (Customs)
Tata kelakuan yang semakin kuat mencerminkan
kekuatan pola kelakuan masyarakat yang mengikat para anggotanya. Bagi anggota
masyarakat yang melanggar adat istiadat, maka ia akan mendapat sanksi sesuai
dengan adat masing-masing.Norma-norma tersebut mempunyai dasar yang sama, yaitu
memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup di dalam masyarakat.
Adanya lembaga sosial di masyarakat, memiliki
peran dan fungsi bagi masyarakat dalam rangka mencukupi kebutuhan pokok atau
dasar tiap-tiap anggota masyarakatnya. Berbagai lembaga sosial yang terdapat di
dalam masyarakat mempunyai fungsi sendiri-sendiri yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. lembaga sosial
secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
Memberikan pedoman pada anggota-anggota
masyarakat, bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam
menghadapi masalah- masalah yang muncul atau berkembang di lingkungan
masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
b.
Lembaga sosial memberikan arahan kepada setiap
anggotanya bagaimana ia
seharusnya berbuat, sehingga tidak menimbulkan penyimpangan yang dapat
meresahkan masyarakat.
c.
Menjaga
keutuhan masyarakat yang bersangkutan. Lembaga sosial bermaksud untuk
menghimpun dan mempersatukan anggota-anggotanya agar tercipta integrasi dalam
masyarakat. Namun apabila dalam suatu lembaga sosial sudah tidak ada lagi
perilaku-perilaku warga masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada,
maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi disintegrasi. Lembaga sosial mengatur
berbagai aktivitas masyarakat, sehingga terwujud kehidupan yang serasi atau harmonis.
d.
Memberikan
pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
(kontrol sosial). Artinya
lembaga sosial sebagai
sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota
masyarakatnya.
Bisa juga membaca materi lengkapnya di Buku Paket Mata Pelajaran IPS klik disini
Setelah membaca materi bisa mengerjakan soal latihan klik disini
Pluralitas Masyarakat Indonesia (Perbedaan Agama dan Kebudayaan)
Pengertian
Kata “plural” berasal dari bahasa Inggris yang artinya
“jamak”, sedangkan “pluralitas” berarti kemajemukan. Pluralitas masyarakat
Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Selain istilah pluralitas, kalian juga menemukan
istilah lain yang berhubungan dengan keragaman, yakni multikultutal.
Multikultural berasal dari kata multi
yang berarti banyak (lebih
dari dua) dan culture artinya kebudayaan. Masyarakat multikultural
adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua kebudayaan. Masyarakat
multikultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai bagi
terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya. Keragaman budaya
tersebut berfungsi untuk mempertahankan identitas dan integrasi sosial
masyarakatnya.
1.
Perbedaan Agama
Apakah kalian menemukan berbagai macam agama di
lingkungan tempat tinggalmu? Pernahkah kalian mengamati pemeluk agama lain yang
sedang melaksanakan upacara keagamaan? Mengapa kita perlu memahami berbagai
kegiatan ibadah agama selain yang kalian anut?
Hal ini sangat penting agar dalam diri kita tumbuh
sikap saling memahami dan menghargai atau bertoleransi. Toleransi dalam beragama bukan berarti kita mencampuradukkan
ajaran agama, tetapi saling menghormati dan membantu menciptakan keamanan dan
kenyamanan umat beragama lain dalam beribadah.
a.
Agama Islam
Pada saat ini, agama Islam merupakan agama yang
dipeluk sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut sensus tahun 2010,
sebanyak 87,2 % penduduk Indonesia beragama Islam. Agama Islam diperkirakan
telah sampai di Indonesia pada abad VII yang kemudian diikuti perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia diantaranya adalah samudra pasai,
ternate, cirebon, demak, dll. Sebelum kedatangan Islam di Indonesia telah
berkembang agama Hindu dan Buddha sejak sekitar abad IV M.
b.
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial
Belanda (VOC) sekitar abad XVI. Pada abad XX, Kristen Protestan berkembang dengan sangat
pesat, yang ditandai dengan kedatangan para misionaris dari Eropa ke
beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua, Sumatra
Utara, Sulawesi Utara,
dan Jawa.
c.
Agama Kristen Katolik
Bukti yang paling kuat kedatangan agama Kristen
Katolik bersamaan dengan penjelajahan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. Kristen
Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang diperkuat dengan
kedatangan bangsa Spanyol.
Salah satu tujuan Portugis ke Indonesia adalah menyebarkan agama Katolik
Roma di Indonesia, yang dimulai di Kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara
tahun 1546 dan 1547, pelopor
misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi
pulau itu dan membaptis ribuan penduduk setempat. Selanjutnya, para misionaris
giat menyebarkan agama Katolik ke berbagai wilayah Indonesia.
d.
Agama Hindu
Agama Hindu diperkirakan telah masuk ke Indonesia sejak awal abad Masehi.
Pada saat mempelajari perkembangan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, kalian
tentu ingat kapan agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Kalian tentu masih ingat beberapa teori proses masuk
dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia.
Beberapa upacara keagamaaan pada hari-hari penting
agama Hindu misalnya
hari raya Galungan, hari raya Nyepi,
dan hari Saraswati. Agama Hindu kaya
akan berbagai upacara atau
tradisi keagamaan.
e.
Perkembangan agama Buddha diperkirakan terjadi
bersamaan dengan perkembangan agama Hindu. Kerajaan Sriwijaya di Sumatra
merupakan salah satu pusat studi agama Buddha di Asia Tenggara. Banyak sarjana
dari Tiongkok dan bangsa-bangsa Asia Timur mempelajari agama Buddha di
Sriwijaya.
Beberapa upacara keagamaan yang dapat kalian
kenal misalnya Hari Raya Waisak
dan Ulambana. Waisak dirayakan
pada bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama
sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu lahirnya Pangeran
Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha, dan
wafatnya Buddha Gautama.
f.
Agama Konghucu
Kehadiran Agama Konghucu di Indonesia telah
berlangsung berabad-abad lamanya. Kalian dapat menemukan klenteng yang biasa
digunakan sebagai tempat ibadah umat Konghucu di berbagai wilayah di Indonesia.
Contoh: Kelenteng Ban Hing Kiong di Manado yang didirikan pada tahun 1819, Kelenteng Boen Tjhiang Soe di Surabaya. Umat Konghucu banyak
memiliki hari penting, tetapi hari raya yang terkenal dan telah menjadi hari
libur nasional di Indonesia adalah hari raya
Imlek.
Jauh sebelum agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu berkembang, di Indonesia telah berkembang berbagai aliran
kepercayaan. Sampai saat ini, kalian dapat menemukan berbagai aliran
kepercayaan yang dianut sebagian masyarakat Indonesia. Berbagai
aliran kepercayaan sebagian
telah berkembang sejak masa praaksara.
2. Perbedaan Budaya
Koentjaraningrat
(1996) menjelaskan bahwa kata kebudayaan berasal dari Sansekerta buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “ kekal”.
Culture adalah kata asing yang berasal dari kata bahasa Latin colere (yang
berarti “mengolah”, “mengerjakan”, terutama berhubungan dengan pengolahan tanah
atau bertani), memiliki makna yang sama dengan kebudayaan, yang kemudian
berkembang maknanya menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk
mengolah tanah dan mengubah alam”.
Menurut
sosiolog J.J. Hoenigman, terdapat tiga wujud budaya, yaitu gagasan, tindakan,
dan karya.
a. Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud
ideal kebudayaan merupakan kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai,
norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak atau tidak nyata, tidak
dapat diraba atau disentuh. Ide dan gagasan tentu berada dalam pemikiran
manusia. Wujud kebudayaan berupa pemikiran manusia dapat dilihat dalam
karya-karya tulis. Tulisan berupa pemikiran berada dalam karangan dan buku-buku
hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut pada waktu tertentu.
b. Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat, yang disebut juga dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari- hari,
serta dapat diamati dan didokumentasikan.
c. Artefak (Karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling nyata dibandingankan dua
wujud kebudayaan yang lain.
Budaya
merupakan salah satu kekhasan manusia yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Manusia selalu menghasilkan budaya karena manusia dikaruniai akal
untuk berpikir dalam rangka memperbaiki taraf hidupnya. Hal inilah yang
membedakan hewan dan manusia. Adapun hewan menggunakan naluri. Hewan cenderung
bersifat statis (menetap), sedangkan manusia selalu berubah (dinamis). Sebagai
contoh, kalian dapat membedakan rumah burung dan rumah manusia. Di manapun,
burung pipit akan membuat sarang yang bentuknya sama. Bandingkan dengan rumah
manusia di berbagai daerah di Indonesia.
Menurut
Koentjaraningrat terdapat 7 Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai budaya
universal tersebut, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
(pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi,
transport, dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem
ekonomi (pertanian, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan,
organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4. Bahasa (lisan dan tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak,
dan sebagainya).
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi (sistem kepercayaan).
Banyak
hal yang memengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia.
a. Perbedaan Lokasi
Kalian
bandingkan bentuk rumah
asli masyarakat Jawa dan Kalimantan. Perbedaan kondisi alam di Jawa dan
Kalimantan menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan berupa rumah.
b. Perbedaan Agama/Keyakinan
Agama
Hindu dan Buddha banyak meninggalkan hasil kebudayan berupa patung dan relief
pada dinding-dinding candi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari sistem kepercayaan Hindu-Buddha yang
menjadikan candi sebagai salah satu tempat suci. Relief pada dinding-dinding
candi Hindu-Buddha biasanya juga mengandung berbagai ajaran untuk umatnya.
Kalian dapat menemukan berbagai candi, patung, dan relief peninggalan kerajaan
masa Hindu-Buddha di pusat-pusat kerajaan tersebut. Pusat-pusat kebudayaan pada
masa kerajaan Hindu-Buddha di Sumatra dapat kalian temukan di Riau, Jambi,
Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Lampung. Adapun di Pulau
Jawa kalian dapat menemukannya di Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surakarta,
Malang, dan Mojokerto (dekat Surabaya).
Pada
masa perkembangan kerajaan Islam, hasil seni bangunan dan ukir relief-patung
bergeser menjadi seni ukir kaligrafi dan bangunan masjid.
Selain
kedua hal tersebut, perbedaan budaya juga disebabkan faktor-faktor lain,
seperti adat-istiadat, kebiasaan, dan tradisi.
Kalian
sudah memahami bahwa di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa. Karena
Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bentuk kebudayaannya juga beragam.
Setiap daerah memiliki kebudayaan daerah yang khas. Keragaman budaya daerah
dapat diketahui melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah, tarian daerah,
rumah adat, alat musik, seni pertunjukan, dan upacara adat.