1.
Latar
Belakang Kedatangan Bangsa Barat
a.
Daya
Tarik Indonesia bagi Bangsa-Bangsa Barat
Berbagai komoditas perdagangan yang
dihasilkan bangsa Indonesia itulah yang menjadi incaran bangsa-bangsa Barat.
Berbagai hasil bumi Indonesia tidak hanya menjadi konsumsi bangsa-bangsa Asia,
tetapi juga menjadi salah satu incaran bangsa- bangsa Barat.
Mengapa bangsa-bangsa Barat sangat
membutuhkan rempah-rempah? Indonesia dan bangsa-bangsa di Eropa memiliki
perbedaan kondisi alam. Lokasi memengaruhi perbedaan iklim dan kondisi tanah di
Indonesia dan Eropa. Hal ini mengakibatkan hasil bumi yang diperoleh juga
berbeda. Bangsa Indonesia harus senantiasa bersyukur karena dianugerahi Tuhan
Yang Maha Esa hidup di daerah tropis yang subur.
Keberadaan musim hujan dan kemarau
di Indonesia memungkinkan berbagai tanaman mudah tumbuh dan berkembang di
Indonesia. Tanaman kebutuhan sehari- hari dapat ditanam di setiap waktu. Hal
ini berbeda dengan bangsa-bangsa Eropa yang memiliki empat musim, yakni musim
panas, musim dingin, musim semi, dan musim gugur.
Berdasarkan kenyataan di atas,
kalian dapat menyimpulkan bahwa bangsa- bangsa Barat membutuhkan rempah-rempah
karena mereka sangat membutuhkan, sementara persediaan di Eropa sangat
terbatas. Rempah-rempah bagi bangsa-bangsa Eropa dapat digunakan untuk
mengawetkan makanan, bumbu masakan, dan obat- obatan. Negara-negara tropis
seperti Indonesia kaya akan rempah-rempah sehingga bangsa-bangsa Barat berusaha
memperolehnya.
b.
Motivasi
3G (Gold, Gospel, dan Glory)
Gold, Gospel, Glory merupakan
motivasi Bangsa-bangsa Barat melakukan penjelajahan samudra. Terkenal dengan
sebutan 3G karena memang semboyan tersebut berawalan dengan huruf “G”, yakni
Gold, Glory, dan Gospel. Apa yang dimaksud dengan Gold, Glory, dan Gospel?
Gold artinya emas, yang identik
dengan kekayaan. Semboyan ini menggambarkan bahwa tujuan bangsa Barat ke
Indonesia adalah untuk mencari kekayaan. Itulah yang membuat mereka melakukan
ekspedisi dan penjelajahan. Glory bermakna kejayaan bangsa. Gospel adalah
keinginan bangsa Barat untuk menyebarluaskan atau mengajarkan agama Nasrani
khususnya agama Kristen ke bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
c.
Revolusi
Industri
Revolusi industri merupakan salah
satu pendorong imperialisme modern. Sudah sangat lama bangsa-bangsa Eropa
mengetahui Nusantara (Indonesia) sebagai sumber rempah-rempah. Bahkan sebelum
Masehi. Mengapa mereka tidak mencari sendiri ke Indonesia? Pada masa tersebut,
mereka masih kesulitan terutama masalah transportasi, kondisi politik, dan
keamanan. Revolusi Industri yang terjadi sekitar tahun 1750-1850 merupakan
salah satu pendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. Apa yang
dimaksud dengan Revolusi Industri?
Revolusi Industri adalah pergantian
atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang dari sebelumnya
menggunakan tenaga manusia dan hewan menjadi tenaga mesin. Penggunaan mesin
dalam industri menjadikan produksi lebih efisien, ongkos produksi dapat
ditekan, serta barang dapat diproduksi dalam jumlah besar dan cepat.
Berkembangnya revolusi industri menyebabkan bangsa-bangsa Barat memerlukan
bahan baku yang lebih banyak. Mereka juga memerlukan daerah pemasaran untuk
menjual hasil-hasil industrinya.
Salah satu pengaruh Revolusi
Industri yang sangat terasa adalah dalam kegiatan transportasi. Penemuan mesin
uap yang dapat dijadikan mesin penggerak perahu merupakan teknologi baru pada
masa tersebut. Perahu dengan mesin uap merupakan penemuan sangat penting yang
mendorong penjelajahan bangsa-bangsa Barat. Penggunaan mesin uap dapat memperpendek
waktu perjalanan. Selain penemuan mesin uap, Revolusi Industri didukung
berbagai penemuan lain, seperti kompas, mesin pemintal, dan sebagainya.
Penemuan-penemuan tersebut memicu bangsa- bangsa Barat untuk melakukan berbagai
petualangan.
Kekayaan alam Indonesia berupa
rempah-rempah menjadi salah satu pendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke
Indonesia. Mereka menjadi kaya raya karena memperdagangkan hasil bumi Indonesia
dengan harga yang tinggi. Sampai saat ini, semua hasil bumi tersebut masih
tumbuh subur di Indonesia. Bangsa Indonesia harus selalu memperhatikan bidang
pertanian dan perkebunan sehingga tetap menjadi penghasil utama rempah- rempah
dunia.
2.
Kedatangan
Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia
a.
Kedatangan
Bangsa Portugis di Maluku
Perjalanan bangsa Portugis mencari
sumber rempah-rempah diawali dari kota Lisabon, Portugis. Pada tahun 1486,
Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia
bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis mencapai Malaka
pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai
Malaka dan Myanmar. Selanjutnya Portugis menjalin hubungan dagang dengan
Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di Maluku di
bawah pimpinan Antonio de Abreu dan Fransisco Serao.
b.
Ekspedisi
Bangsa Inggris
Persekutuan dagang milik Inggris
diberi nama EIC (East Indian Company). Di dalamnya bergabung para pengusaha
Inggris. Walaupun Inggris tiba di Kepulauan Nusantara, pengaruhnya tidak
terlalu banyak seperti halnya Belanda. Hal ini disebabkan EIC terdesak oleh
Belanda, sehingga Inggris menyingkir ke India/Asia Selatan dan Asia Timur.
c.
Kedatangan
Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)
Jayakarta merupakan pelabuhan
penting di Pulau Jawa yang kemudian menjadi markas VOC. Bagaimana proses
kedatangan Belanda di Indonesia? Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman
memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun 1595, armada de Houtman mengarungi
ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah timur melewati Samudra
Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di Pelabuhan Banten melalui
Selat Sunda.
Kedatangan Houtman di Indonesia
kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan banyaknya pedagang Belanda
di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri. Untuk mencegah
persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC/Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger
(penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang Belanda.
Gubernur Jenderal pertama VOC adalah
Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di Ambon, Maluku. Namun
kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena VOC memandang
bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu, Belanda
ingin menyingkirkan saingan mereka, yaitu Portugis di Malaka.
Pangeran Jayawikarta (penguasa
bagian wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk mendirikan kantor dagang
di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran Jayawikarta juga
memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini
membuat Belanda merasa tidak menyukai Pangeran Jayakarta.
Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon
Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk memecat Pangeran Jayawikarta,
sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC dicabut. Pada tanggal 31
Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja Banten. Momentum inilah yang kemudian
menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC
menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta
oleh VOC diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat
pertahanan, pusat kantor dagang, dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin
kuat dengan dimilikinya hak monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran
perluasan kekuasaan Belanda pada perjalanan sejarah selanjutnya.
Pelayaran dari Eropa ke Indonesia merupakan perjalanan yang berat. Bangsa-bangsa Barat berani melakukan perjalanan karena semangat mereka untuk mencapai kejayaan dan kekayaan. Kalau mereka bisa, pasti bangsa Indonesia juga bisa. Karena itu, kalian harus selalu memiliki cita-cita yang tinggi dan semangat baja untuk mencapai keberhasilan.
Wawasan
Terdapat dua bentuk imperialisme,
yakni imperialisme kuno dan imperialisme modern.
1.
Imperialisme
kuno (ancient imperialism) adalah imperialisme yang berkembang pada masa
sebelum Revolusi Industri dengan semboyan Gold, Gospel, and Glory (Kekayaan,
Penyebaran Agama, dan Kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk
menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan, dan menambah kejayaannya. Negara
pelopornya adalah Spanyol dan Portugal. Kedatangan bangsa-bangsa Barat di
Indonesia pada masa awal seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda, adalah bentuk
imperialisme kuno. Fungsi tanah jajahan pada masa tersebut adalah untuk dikeruk
keuntungannya.
2.
Imperialisme
modern (modern imperialism) bertujuan memperoleh kemajuan ekonomi. Timbul
sesudah Revolusi Industri dalam rangka mencari bahan mentah yang banyak dan
pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan
pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga sebagai tempat penanaman modal
bagi kapital surplus. Adapun di Indonesia, imperialisme modern berkembang
setelah tahun 1870, pasca kebijakan Politik Pintu Terbuka.
Politik Pintu
Terbuka memberikan hak kepada kaum pribumi untuk memiliki dan menyewakan tanah
kepada pengusaha swasta. Pengusaha dapat menyewa tanah dari Gubernemen dalam
jangka waktu 75 tahun. Sejak tahun 1870, Indonesia menjadi negeri bahan-bahan
mentah untuk pabrik Eropa. Indonesia juga menjadi negeri tempat menjual hasil
produksi dan tempat penanaman modal asing.
Sejak saat itu,
Indonesia dibuka untuk kepentingan modal asing. Politik ini disebut Politik
Pintu Terbuka. Banyak negara menanamkan modalnya, seperti Belanda, Inggris,
Amerika, Jepang, Belgia, dan masih banyak lagi. Dengan demikian, imperialisme
Indonesia telah bersifat internasional. Modal asing terutama ditanamkan dan
dikembangkan dalam sektor pertanian, karet, teh, tembakau, kopi, dan
pertambangan minyak bumi.
0 Comments:
Posting Komentar
Bagikan Komentarmu