1.
Penguatan Ekonomi Maritim
Dalam uraian materi tentang perdagangan antarnegara, kalian
telah mempelajari tentang ekspor dan impor.
Kalian tentu memahami bahwa dalam aktivitas ekspor dan impor diperlukan
barang/jasa sebagai komoditas perdagangan antarnegara. Untuk mendukung
ketersediaan komoditas perdagangan antarnegara/internasional perlu upaya peningkatan ekonomi
maritim. Sebab, sektor
ini merupakan unggulan yang
dimiliki Indonesia. Upaya peningkatan ekonomi maritim yang meliputi potensi
maritim Indonesia, hambatan pembangunan ekonomi maritim, dan upaya pengembangan
ekonomi maritim Indonesia akan dipaparkan satu per satu dalam uraian berikut
ini.
a. Potensi Ekonomi Maritim Indonesia
Ekonomi kelautan (marine economy)
merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan serta
di darat yang menggunakan sumber daya alam (SDA) dan jasa-jasa lingkungan
kelautan untuk menghasilkan barang dan
jasa. Ekonomi maritim (maritime economy) merupakan kegiatan ekonomi yang
mencakup transportasi laut, industri galangan kapal dan perawatannya,
pembangunan dan pengoperasian pelabuhan beserta industri dan jasa terkait.
Berdasarkan kedua pengertian di
atas, tentu kalian sudah mengetahui perbedaan antara ekonomi kelautan dan
ekonomi maritim. Apa kira-kira kesamaan dari dua hal tersebut? Kesamaannya
adalah keduanya sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat
manusia.
Rumput laut
merupakan kekayaan sekaligus keindahan bawah laut untuk menarik wisatawan, baik
asing maupun lokal. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2010), terdapat
108 kawasan konservasi perairan dengan luas 15,78 juta ha, yang diharapkan
dapat meningkat menjadi 20 juta ha pada tahun 2020. Beberapa daerah memiliki
keindahan bawah laut yang sudah sangat mendunia dan menjadi spot menyelam yang
wajib dikunjungi para penyelam (divers), seperti Bunaken (Sulawesi Utara), Raja
Ampat (Papua Barat), Labuan Bajo, dan Wakatobi (www.kemenkeu. go.id).
Berdasarkan uraian materi di atas,
dapat kalian ketahui bahwa sumber daya alam yang besar dan letaknya strategis
(berada di persilangan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik) serta posisi
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia seharusnya menjadi
kekuatan penting yang dapat dimaksimalkan pengembangannya. Banyaknya kekayaan
yang terkandung di laut secara utuh baik di dalam, di dasar maupun di atas
permukaan laut merupakan potensi ekonomi yang mampu memberikan kontribusi nyata
bagi perekonomian nasional. Berbagai kekayaan laut ini sebenarnya telah
dieksploitasi dan dimanfaatkan sejak dahulu hingga sekarang, baik melalui
metode produksi yang tradisional maupun berbasis teknologi.
Pandangan ekonomi paling sederhana
memberikan tuntunan tentang bagaimana suatu pekonomian dapat bekerja dengan baik
dari tiga kondisi dasar dalam bentuk pertanyaan, yaitu: Apa yang harus
diproduksi? Bagaimana berproduksi? Dan Untuk siapa diproduksi?. Jawaban dari
kombinasi ketiga pertanyaan tersebut dapat dikaitkan dengan kemampuan Indonesia
sebagai negara kepulauan, terutama membahas apakah pembangunan yang dilakukan
telah menempatkan sektor kelautan sebagai modal pembangunan yang unggul.
Produksi sektor kelautan secara kuantitatif barangkali tidak mengalami masalah
walaupun seringkali terdapat kesenjangan antara potensi dan realisasi.
Dengan kekayaan laut yang sangat
banyak, ironisnya pembangunan ekonomi nasional masih belum memberikan dampak
positif yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat. Gambaran nyata kondisi ini
sejalan dengan pengelolaan sektor kelautan belum digarap dengan penuh perhatian
dan kemauan. Hal ini terlihat pada potret sebagian besar nelayan Indonesia yang
masih bergelut dengan kemiskinan, padahal produksi perikanan terus meningkat.
Daya saing domestik yang lemah menyebabkan kegiatan pengangkutan (transportasi
laut) maupun eksploitasi sumber daya mineral di wilayah perairan nasional masih
lebih banyak dilakukan oleh pihak asing. Kekalahan dalam kompetisi ekonomi
berbasis maritim juga terjadi di sektor industri dan jasa kelautan mulai dari
hulu maupun hilir.
b.
Kondisi
Ekonomi Maritim di Indonesia dan Negara-Negara ASEAN
Keprihatinan terhadap sektor kelautan nasional mengharuskan adanya
kebijakan strategis untuk mempercepat pengembangan keunggulan di berbagai
sub-sektor kelautan. Pembangunan ekonomi maritim ingin menjadikan kekayaan
potensi kemaritiman sebagai landasan untuk mengadakan ketersediaan
infrastruktur yang berkualitas terutama di sektor kemaritiman. Dengan demikian,
iklim bisnis dan investasi maritim yang baik akan berkembang. Pembangunan
ekonomi maritim akan membawa industri pada kebutuhan akan sumber daya manusia
kemaritiman dan inovasi teknologi yang berbasis pada pendidikan kemaritiman
yang unggul dan modern. Jika proses ini dapat berlangsung, maka pembangunan
ekonomi maritim dipastikan akan dapat membawa masyarakat ke arah kemakmuran.
Pembangunan di bidang kelautan diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yakni:
1) Pertumbuhan ekonomi tinggi secara berkelanjutan.
2) Peningkatan kesejahteraan seluruh pelaku usaha, khususnya para
nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya yang berskala kecil.
3) Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan sumber daya kelautan.
4) Menjadikan laut sebagai pemersatu dan tegaknya kedaulatan
bangsa.
Selanjutnya,
kondisi ekonomi maritim di Indonesia, dilihat dari:
a)
Sektor
Pelayaran
Sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia, industri pelayaran merupakan infrastruktur dan tulang punggung kehidupan
berbangsa dan bernegara. Namun dalam realita, industri pelayaran nasional saat
ini dalam kondisi belum begitu baik. Ditinjau dari segi daya saing, pangsa
muatan armada kapal nasional masih tergolong rendah. Industri galangan kapal,
yang sebenarnya sangat strategis karena mempunyai rantai hulu-hilir yang
panjang, hingga saat ini belum berkembang. Sistem pelabuhan saat ini hanya
berperan sebagai cabang atau ranting dari Singapura atau pelabuhan luar negeri
lainnya. Pelayanannya masih belum efisien dan belum produktif. Daya saing
sumber daya manusia di sektor pelayaran masih relatif rendah
b)
Sektor
Perikanan
Potensi sektor perikanan Indonesia sangat besar dan sepantasnya Indonesia menjadi negara industri perikanan terbesar di Asia. Namun demikian, kontribusi sektor perikanan terhadap pendapatan nasional masih rendah. Pertambahan kawasan budidaya perikanan pun masih sangat kurang.
c)
Sektor
Pariwisata Bahari
Pengembangan pariwisata bahari
diyakini dapat mempunyai efek berganda (multiplier effect) yang dapat menyerap
tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mendatangkan wisatawan yang
berasal dari luar negeri (devisa). Selain itu, pengembangan pariwisata bahari
mempunyai dampak positif untuk tumbuh-bangkitnya jiwa dan budaya bahari yang
dapat memberikan efek berganda dalam mendorong terwujudnya negara maritim yang
tangguh. Namun demikian, hingga saat ini pariwisata bahari belum berkembang
dengan baik.
Ekonomi maritim di wilayah Asia
Tenggara dalam kurun waktu 10-15 tahun terakhir telah mengalami perubahan yang
sangat mendasar. Keadaan ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan strategis
dimana fenomena maritim dunia telah muncul dan menjadi tantangan nyata bagi
negara-negara, khususnya negara yang memiliki wilayah teritorial berupa laut.
Seperti telah diketahui bahwa kawasan Asia tenggara lebih dibatasi oleh wilayah
perairan, dimana batas negaranya pun masih saling tumpang tindih dengan negara
lain. Laut merupakan tempat penggalian sumber daya alam yang akan digunakan
untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa
perikanan merupakan sektor ekonomi andalan di negara ASEAN.
c.
Strategi
dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Maritim di Indonesia
Pengembangan ekonomi maritim perlu
ditingkatkan dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan rakyat Indonesia. Pengembangan ekonomi maritim sangat diperlukan
mengingat besarnya potensi ekonomi maritim yang kita miliki. Namun, besarnya
potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembangunan nasional.
Pada tahun 2014, kontribusi seluruh sektor kelautan terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) hanya sekitar 20%. Padahal, negara-negara dengan potensi kekayaan
laut yang lebih kecil daripada Indonesia, seperti Islandia, Norwegia, Jepang,
Korea Selatan, Thailand dan Tiongkok, yang kontribusi bidang kelautannya
rata-rata sudah di atas 30 persen PDB. (Sumber:
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/)
Kebangkitan ekonomi kelautan
Indonesia ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan nasional, dari
pembangunan berbasis daratan (land-based development) menjadi pembangunan
berbasis kelautan (ocean-based development). Hal ini akan memacu berbagai
produk kebijakan publik, infrastruktur, dan sumber daya finansial yang
terintegrasi menunjang pembangunan kelautan.
Melalui perubahan basis pembangunan
dari basis daratan ke lautan, maka pelabuhan, armada pelayaran (transportasi
laut) akan lebih maju dan efisien. Semua produk dari pertanian tanaman pangan,
hortikultur, perkebunan, kehutanan, peternakan, bahan tambang dan mineral, dan
manufaktur akan lebih berdaya saing karena biaya logistik akan lebih murah dan
pergerakan barang lebih cepat.
Di samping itu, memacu percepatan pengembangan
infrastruktur dan ketersambungan maritim, membangun tol laut, pelabuhan laut
dalam, logistik, industri perkapalan, diyakini akan mengurangi inefisiensi
ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Konektivitas
maritim juga akan memberikan jaminan kesatuan ekonomi dan menekan perbedaan
harga serta kesenjangan ekonomi antarwilayah.
Bentuk kebijakan lain di bidang
ekonomi maritim adalah dalam menyambut ASEAN Connectivity, Indonesia menyiapkan
lima pelabuhan besar.Lima pelabuhan yang dimaksud adalah Pelabuhan Belawan di
Sumatra Utara, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, serta pelabuhan-pelabuhan di
Surabaya, Makassar, dan Kalimantan. Dari 47 pelabuhan yang akan dikembangkan di
ASEAN, 14 di antaranya ada di Indonesia. Kita ingin lima pelabuhan besar kita
itu siap untuk ASEAN Connectivity, dan Indonesia sebetulnya berkepentingan
untuk proyek-proyek sea transportation ini. Investasi pihak swasta dibutuhkan
dalam proyek-proyek ASEAN Connectivity ini, khususnya pada infrastruktur transportasi.
Selain itu, dalam pengembangan
ekonomi maritim, juga telah disiapkan kerangka regulasi yang sesuai dengan
semua pihak. Karena regulasi tiap negara di ASEAN sangat berbeda-beda, maka
diperlukan harmonisasi regulasi. Menjelang pemberlakuan MEA, mengatasi masalah
sektor perikanan menjadi sebuah keharusan. Kendala kita menghadapi MEA sekarang
ini sesungguhnya bukan pada aspek perikanan itu sendiri tetapi lebih kepada
aspek pemberdayaan terutama pemberdayaan nelayan karena nelayan sebagai pelaku utama perikanan. Jika
nelayan tidak juga beranjak dari kemiskinan, maka produktivitas menangkap ikan
menurun, dampaknya pendapatan akan turun.
Setelah
memahami tentang penguatan ekonomi maritim, kalian dapat mempelajari tentang
tentang penguatan agrikultur sebagai alternatif penopang ekonomi Indonesia
dalam uraian materi berikut.
2. Penguatan Agrikultur di Indonesia
Apakah kalian sudah pernah mendengar
kata agrikultur? Ekonomi agrikultur merupakan upaya peningkatan perekonomian
dengan memberdayakan sektor pertanian. Agrikultur merupakan kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan
pangan, bahan baku industri, sumber energi, atau untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam
agrikultur biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman, bercocok tanam, atau
pembesaran hewan ternak. Agrikultur dapat pula berupa pemanfaatan
mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan
keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan. Untuk lebih memahami makna agrikultur, kerjakan aktivitas
berikut.
Setelah mengerjakan aktivitas, tentu
kalian sudah dapat membedakan produk agrikultur dengan produk nonagrikultur. Selanjutnya,
kalian juga harus memahami bagaimana meningkatkan sektor agrikultur sebagai
penopang peningkatan perekonomian Indonesia. Upaya peningkatan perekonomian
sebaiknya diusahakan dengan peningkatan berbagai sektor. Salah satunya dari
sektor agrikultur atau pertanian. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang
sangat banyak, sektor penghasil pangan harus diusahakan agar dapat memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat. Dukungan pemerintah dalam pengembangan agrikultur
antara lain berupa pemberian subsidi pupuk serta benih. Hal ini dimaksudkan
agar faktor produksi dapat ditekan sehingga harga jual produk dapat bersaing
namun terjangkau. Selain itu, pemerintah juga selalu mengawasi harga-harga
produk pertanian dengan tujuan untuk melindungi petani apabila harga barang
terlalu rendah. Setelah memahami tentang makna agrikultur, kalian perlu
memahami tentang:
a.
Potensi
Agrikultur di Indonesia
Indonesia
sebagai salah satu negara yang termasuk dalam wilayah tropis memiliki potensi
pertanian yang sangat baik. Salah satu produk pertanian Indonesia yang
berpotensi menjadi andalan adalah produk pertanian segar dalam bentuk buah-
buahan dan sayuran. Produk lain yang turut menjadi andalan adalah rempah-rempah
dan Bahan Bakar Nabati (BBN).
Indonesia
merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang banyak untuk
produk pertanian. Di sektor pertanian, Indonesia memiliki beragam jenis
tanaman. Hal ini didukung kondisi iklim tropis. Di bidang tanaman pangan,
Indonesia memiliki tanaman unggul, seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi
kayu, dan berbagai varietas yang lain.
Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap 35.9% dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang 14.7% bagi pendapatan nasional Indonesia (BPS: 2012). Fakta tersebut menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia merupakan kontributor besar dalam pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Sektor pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, sektor pertanian juga telah menjadi salah satu pembentuk budaya bangsa dan penyeimbang ekosistem.
b.
Peran
Agrikultur di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.
Tanahnya subur. Sampai saat ini, sebagian besar masyarakat Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Pertanian atau agrikultur merupakan sektor
primer dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini merupakan sektor penting untuk
menyumbang hampir setengah dari perekonomian. Selain itu, agrikultur juga
berperan sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor.
Pembangunan sektor agrikultur Indonesia sampai saat ini masih belum dapat memberikan sumbangan yang tinggi jika dilihat dari tingkat kesejahteraan pelaku sektor dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan agrikultur di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Pembangunan agrikultur atau pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia besar, namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar petani kita masih banyak yang tergolong miskin.
c.
Hambatan
Pengembangan Agrikultur di Indonesia
Pengembangan di
bidang agrikultur di Indonesia mempunyai beberapa hambatan, antara lain sebagai
berikut.
1) Skala usaha pertanian pada
umumnya relatif kecil;
2) Modal terbatas;
3) Penggunaan teknologi masih
sederhana;
4) Sangat dipengaruhi musim;
5) Pada umumnya berusaha dengan
tenaga kerja keluarga;
6) Akses terhadap kredit, teknologi,
dan pasar rendah;
7) Pasar hasil pertanian sebagian
besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga akan merugikan petani;
8) Alih fungsi lahan pertanian
menjadi lahan nonpertanian;
9) Kurangnya penyediaan benih yang bermutu bagi petani.
3.
Strategi
Pengembangan Agrikultur di Indonesia
Beberapa strategi yang dapat
dilakukan pemerintah dalam mengembangkan agrikultur di Indonesia antara lain:
a.
Ekofarming
Strategi
ekofarming merupakan peningkatkan sistem budidaya di sektor pertanian yang
ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di
Indonesia.
b.
Distribusi
Pupuk Secara Merata
Strategi yang kedua ini, berupa distribusi pupuk secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Langkah yang ditempuh dalam strategi ini adalah petani diminta menjumlahkan kebutuhan pupuk untuk kebutuhan tanamnya per hektar selama satu tahun. Dengan cara ini pemerintah akan dapat mengetahui kebutuhan pupuk selama satu tahun sehingga dapat menyediakan stok pupuk sesuai dengan kebutuhan petani.
c.
Perbaikan
Irigasi
Pertanian
yang berhasil tidak lepas dari baiknya sistem irigasi yang diterapkan. Oleh karena
itu, pemerintah mengusahakan keterjaminan ketersediaan air untuk pertanian
dengan perbaikan atau pengadaan irigasi yang baik.
Strategi
lain yang dapat dilakukan di sektor agrikultur/pertanian adalah melakukan
pembangunan dan perbaikan berbagai sarana pendukung sektor pertanian, serta
pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat Indonesia. Mutu sumber daya manusia yang mampu memberikan
konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya perlu ditingkatkan.
Hal ini merupakan bentuk dukungan bagi petani untuk tetap mempertahankan
usahanya di sektor pertanian. Tanpa adanya dukungan, akan semakin banyak tenaga
kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang lebih menarik.
Strategi selanjutnya adalah mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi
sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Jalan,
pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mempercepat pertumbuhan di
sektor ini. Sarana tersebut akan mempermudah distribusi hasil panen serta
distribusi faktor produksi bagi petani.
Struktur
perekonomian Indonesia sekarang merupakan cerminan dari arah perekonomian yang
dilakukan di masa lalu. Pada Masa Orde Baru dan Reformasi juga telah
menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor penting, yang membuka
banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga
menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia.
Saat
ini, kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat membentuk
struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan
yang dihadapi sektor pertanian di masa kini perlu segera dibenahi.
Bisa juga membaca materi lengkapnya di Buku Paket Mata Pelajaran IPS klik disini
Setelah membaca materi bisa mengerjakan soal latihan klik disini
0 Comments:
Posting Komentar
Bagikan Komentarmu